Pada sistem pesawat tanpa awak yang dikendalikan secara jarak jauh memerlukan komunikasi menggunakan frekuensi radio. Secara umum ada 3 (tiga) bentuk data yang ditransmisikan dari unit pesawat ke station yang berada pada ground, yaitu

1. Data Kontrol
Data yang dikirim dari remote control (RC) ke pesawat. Model pengiriman data satu arah dari pilot di ground ke pesawat. Frekuensi kerja yang biasa digunakan yaitu pada 2.4GHz dan 433MHz (untuk long range). Teknologi lama menggunakan frekuensi kisaran 36-72MHz tetapi sudah jarang digunakan.

2. Data Video
Data berupa video/audio berbasis analog yang dikirim dari pesawat ke station di ground. Frekuensi kerja yang biasa digunakan 5.8GHz. Selain itu juga bisa digunakan 900MHz, 1.3GHz, dan 2.4GHz. Penggunaan dari tiap frekuensi mempunyai kelebihan masing-masing. Sebagai contoh untuk 5.8GHz diperoleh kualitas gambar yang bagus dan antenna yang lebih kecil, namun jarak kurang jauh. Sedangkan 1.3GHz bisa lebih jauh namun perlu antenna besar dan kualitas gambar kurang bagus (tidak jernih)

3. Data Telemetry
Data yang dikirim baik dari ground ke pesawat atau dari pesawat ke ground, yaitu bersifat dua arah. Data yang ditransmisikan dari ground ke pesawat yaitu perintah waypoint, autolanding, gerakan servo, dll. Sedangkan data yang ditransmisikan dari pesawat ke ground yaitu koordinat pesawat, ketinggian, tegangan baterai, dll. Frekuensi kerja yang digunakan umumnya yaitu 2.4GHz, 915MHz, dan 433MHz.

Dari ketiga macam data di atas hal yang paling penting ada pada Data Kontrol yang berasal dari RC Transmitter (Remote Kontrol). Karena jika data ini bermasalah akan mengganggu pergerakan pesawat di udara. Ini terjadi jika pesawat dikendalikan secara manual.

Pada prinsipnya, jika suatu modul receiver bekerja pada frekuensi tertentu maka akan akan menerima sinyal dari modul transmitter (pemancar) dengan frekuensi yang sama. Dimana sinyal dengan kekuatan paling kuat yang akan diterima oleh receiver kemudian diproses. Jika terdapat pemancar lain dengan kekuatan yang lebih besar maka akan membuat receiver selalu terhubung dengan pemancar tersebut dan menghiraukan pemancar lain yang lebih kecil daya pancarnya. Ini hanya terjadi jika frekuensi yang digunakan sama atau berdekatan nilainya, atau dalam istilah radio berada pada alokasi pita (band) yang sama. Oleh karena itu sangat diharuskan untuk menghindari lokasi-lokasi tertentu yang terdapat pemancar radio dengan kekuatan besar. Karena akan mengganggu modul radio lain yang bekerja pada frekuensi dengan alokasi band yang sama.