Pada suatu kesempatan, saya menyempatkan diri untuk menonton lomba cerdas cermat yang ada di lingkungan saya, kebetulan karena waktu itu ada acara perkumpulan anak-anak yang sedang libur sekolah. Saya terkagum-kagum dengan mereka, karena mereka sangat hebat. Hampir dari pertanyaan oleh juri dijawab dengan benar. Mereka sangat pintar dan banyak memiliki informasi dan pengetahuan.

Saya sendiri, yang sudah sebesar ini pun tidak mampu menjawabnya. Padahal saya pernah mempelajarinya sewaktu SD. Meskipun saya berusaha mengingat-ingat dengan penuh konsentrasi, saya seakan-akan kehilangan memori, daya ingat yang selama ini di sekolah saya bangun dengan belajar keras. Semuanya terlupa, dan akhirnya saya sadar, apa-apa yang dahulu saya pelajari tidak berguna sama sekali. Cuma hanya gara-gara lupa.

Namun, saya bukan menyarankan bahwa seorang anak seharusnya tidak banyak menyerap informasi dan pengetahuan, karena percuma nantinya toh akan terlupa. Jelas itu sangat salah. Lihatlah pandangan seorang ahli pendidikan berikut,

"Pendidikan bukanlah banyaknya informasi yang dimasukkan ke dalam otak, yang berkecamuk dan tidak tercerna.... Pendidikan mesti mampu menggassimilasi, menyerap, dan mengintegrasikan berbagai ide agar dapat membangun kehidupan anak, membangunnya menjadi manusia, dan membangun karakternya. Apabila kita mampu melakukannya, maka kita telah menjadikannya lebih berpendidikan daripada siapa saja yang telah menghafal seluruh isi perpustakaan...."
Swami Vivekananda (1995), Education Character, (Hyderabad: Vivekanda Vani Samsta)

Informasi tetap harus kita gali selama kita hidup, tentunya melalui pendidikan. Informasi itu ialah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang memberikan perspektif baru kita dalam memandang kehidupan. Dan informasi itu harus kita kaitkan satu sama lain sehingga membentuk konsep yang utuh. Semuanya akan mempengaruhi kita, sikap kita, mental kita, daya juang kita dalam berbagai hal untuk meraih impian. Sebenarnya itulah yang tidak pernah terlupa.