Dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk uraian, ada orang-orang tertentu yang seringkali merasa kesulitan dalam mengungkapkan setiap kalimat dan setiap persamaan dan simbol-simbol menjadi susunan yang tepat dan efisien. Dan dari orang -orang itu termasuk saya(jujur lho, hehe.. kayanya gak penting). Dalam konsep pandangan diri saya sendiri, dengan maksud meng-generalisasi-kan secara umum, saya ingin mencari sebab mengapa orang-orang itu bisa kesulitan dalam mengungkapan jawaban secara tepat. Dengan demikian saya juga bisa memperbaiki dan sekaligus bisa belajar untuk diri saya sendiri.

Satu hal yang saya bingung adalah hal yang sederhana. Ketika mengerjakan suatu soal matematika maka pertama kali yang saya lakukan adalah membayangkan prosesnya di dalam mental saya. Saya juga seringkali meyakinkan diri saya bahwa soal yang saya hadapi terdapat solusinya dan itu berada di ujung akhir kesimpulan dari bayangan proses di pikiran saya. Saat sudah mantap dengan semua proses baik dari apa yang diketahui dalam soal, yang ditanya, dan proses penyelesaiannya maka kemudian saya menuliskannya secara nyata. Ketika sudah dihadapkan pada hal ini, saya sering kebingungan dan kewalahan pada apa yang saya tulis. Belum lagi saya seringkali menuliskan kalimat matematika yang seharusnya tidak perlu diuraikan. Bahkan yang seharusnya diuraikan tetapi saya lupa untuk menuliskannya. Masalah yang sering saya hadapi juga adalah penulisan persamaan matematika yang berurutan kebawah. Saya sering menuliskannya tanpa tanda ekuivalen dan meletakannya dengan tidak konsisten. Seperti contoh saya sering melompat-lompat dalam menurunkan persamaan. Apalagi saya juga sering seenaknya menuliskan hubungan matematika hanya dengan tanda panah. Semuanya kelihatan tidak sistematis.

Banyak lagi masalah yang saya hadapi terkait dengan simbol-simbol matematika yang saya gunakan. Jika saya salah dalam menggunakan simbol-simbol tersebut bisa jadi apa yang saya tuliskan hanya benar bagi saya sendiri. Karena saya sendiri yang bisa memahaminya.

Dari masalah-masalah yang saya hadapi itu saya tahu betul apa sebenarnya kelemahan diri saya mengapa saya sulit dalam menguraikan jawaban dari soal matematika. Ini terkait dengan kemampuan otak kiri dan otak kanan saya. Pertama kali saya menghadapi soal maka saya menggunakan kemampuan otak kanan saya yaitu untuk prose membayangkan dan berimajinasi. Dengan otak kanan saya ini maka saya mampu berpikir secara luwes, melompat-lompat, tidak sistematis, mengubung-hubungkan dan proses acak lainnya. Kemudian untuk bisa menuliskan dan menguraikan jawaban dari proses mental saya maka saya harus menggunakan otak kiri. Dengan otak kiri maka saya dapat menguraikan setiap kalimat, setiap persamaan, dan simbol-simbol dengan terurut dan sistematis. Tiap hubungannya saling terkait dan mudah dipahami dengan alur berpikir logis. Mudahnya penyelesaian soal uraian ini bisa kita lihat di buku-buku matematika yang ditulis oleh para ahli matematika. Tentunya uraian itu sangat elegan karena selain hasilnya tepat ditambah lagi uraiannya sangat baik. Setiap sub-proses terkait satu sama lain dan tiap rinciannya menggunakan kaidah baku dalam matematika.

Mungkin kemampuan menguraikan kalimat, setiap persamaan, dan simbol-simbol bisa kita bisa samakan seperti halnya proses mengeluarkan informasi. Contoh yang paling mudah adalah seperti kita berkomunikasi. Dalam komunikasi yang baik dan efisien kita harus tepat merangkai kata-kata menjadi kalimat yang bisa dimengerti. Tentunya kalimat-kalimat itu juga harus berhubungan satu sama lain.

Dan kemampuan berkomunikasi ini tentunya terkait dengan kemampuan berbahasa. Dan hal yang pasti kemampuan bahasa dapat memudahkan seseorang menguraikan informasi dalam proses mental yang dilakukannya. Kegiatan ini seperti berbicara dan menulis. Dan masalahnya adalah mengapa ada orang yang sulit menguraikan jawaban soal matematika meskipun mereka bisa membayangkan solusi di dalam kepalanya. Karena mereka kurang dalam kemampuan berbahasa. Lagipula ada benarnya juga seperti yang kita tahu pada teori kecerdasan ganda atau Multiple Intelligences yang dibuat oleh Howard Gardner, sebab kecerdasan linguistik memang berdiri sendiri dan terpisah dari kecerdasan matematis. Ya itulah sebabnya mengapa ada orang tertentu yang kesulitan dan kewalahan dengan menguraikan jawaban soal matematika. Termasuk saya dan barangkali beberapa dari Anda.