Terlalu banyak asumsi di masyarakat yang mengatakan praktek lebih baik daripada teori. Memang sepenuhnya benar. Dengan praktek kita bisa mengetahui kondisi dan keadaan secara nyata, tidak seperti teori yang sifatnya abstrak dan berbelit-belit. Di dalam praktek pun kita bisa lebih menggali pengetahuan berdasarkan pengalaman sendiri sehingga apa yang kita peroleh dari praktek akan lebih berkesan dalam ingatan kita. Adalah hal yang sangat menarik, melalui praktek kita bisa menembus batas-batas yang berada di luar jangkauan dari kajian teori, karena imajinasi dan ide kita berperan dalam praktek. Praktek memang lebih baik daripada teori dan asumsi itu cukup benar.

Padahal dengan teori membuat kita tahu lebih mendalam dari praktek yang telah kita lakukan, meskipun sulit bagi kita menyadari hal itu. Satu hal yang membuat praktek lebih disukai karena arahnya yang jelas. Instruksi-instruksi yang nyata kita dapat rasakan melalui praktek. Pada teori terkadang terlalu berbelit-belit dan tidak praktis. Dan akhirnya asumsi itu terbentuk, praktek lebih baik dari teori.

Apakah teori dilupakan? tidak mungkin. Kalau kita bisa lihat sejarah teknologi sekarang yang maju pesat, darimanakah itu semua? jelas dari teori. Memang terlalu berlebihan tetapi lagipula ini memang benar kenyataan. Lihat saja, dari yang kecil seperti radio, kemudian televisi, telepon, komputer, dan macam-macam alat-alat praktis yang sering kita gunakan dalam keseharian kita, semuanya tidak lepas dari teori, terutama Matematika dan Fisika murni.

Mungkin ini pendapat saya yang terlalu berlebihan. Jika saja Thomas A. Edison tahu tentang teori pembuatan lampu bohlam, yaitu penentuan yang tepat akan komposisi bahan logam yang digunakan dalam pijaran lampu, maka percobaanya mungkin tidak sampai ribuan kali. Karena setiap satu kali percobaannya dia menduga-duga bahan yang harus digunakan, seperti komposisi logam pijar dan gas di dalam lampu bohlam.
Dan kenyataanya memang tidak ada teori untuk hal itu.

Mental kita yang inginnya serba praktis mungkin lebih mengutamakan praktek dibandingkan teori. Lihat saja di Indonesia, negara kita tercinta. Ilmu pengetahuan di negara kita masih sebatas terapan saja alias hanya menggunakan teknologi yang ada, bukan malah membuatnya. Perhatikan saja televisi, radio, mobil, motor, dan lain-lain semuanya berasal dari luar alias barang impor. Kalaupun ada mungkin hanya sedikit yang betul-betul murni buatan orang Indonesia. Dan ini benar dan sesuai dengan asumsi sebelumnya.

Dan ada satu hal yang paling baik. Antara teori dan praktek seharusnya seimbang. Tidak baik jika kita praktek tanpa teori dan sebaliknya tidak baik juga kita berteori tanpa praktek. Jadi keduanya harus berjalan beriringan.