Sudah cukup lama saya tidak menulis di blog ini lagi. Akhir-akhir ini saya banyak kesibukan untuk melakukan sesuatu yang sangat menarik bagi saya. Saya sengaja menunda kegiatan menulis yang biasa saya lakukan agar saya dapat lebih memusatkan perhatian terhadap hal yang baru dan saya sedang tekuni sekarang.

Belajar bagaimana belajar, itulah hal yang saya sedang lakukan. Sudah tiga buku saya sudah baca mengenai hal itu. Buku yang pertama yaitu Quantum Quotient, yang kedua Quantum Learning, dan yang terakhir, Accelerated Learning. Dan masih ada beberapa buku lagi yang semuanya sangat menarik dan banyak memberikan saya inspirasi.

Ada alasan tertentu mengapa saya ingin memahami hal itu. Pada salah satu buku terkenal yaitu The Seven Habit of Highly Effective People karya Stephen R. Covey menyebutkan salah satu hal yaitu Sharpen the Saw atau asah gergaji, maksudnya kita harus mempersiapkan sesuatu dengan matang jika kita ingin melakukan sesuatu. Analogi berikut mirip dengan kalimat tersebut. Ini sama halnya dengan seseorang yang ingin menebang pohon dengan gergaji. Jika gergaji itu tumpul dan tanpa diasah maka penebangan pohon bisa memerlukan waktu yang lama. Hal ini berbeda jika gergaji itu diasah terlebih dahulu. Tentu penebangan pohon tersebut hanya perlu waktu yang sedikit karena gergaji yang tajam memudahkan proses penebangannya

Mungkin ini sama jika kita belajar. Dengan mengetahui bagaimana cara belajar tentu proses belajar akan lebih baik.

Belajar adalah suatu proses dan kita tahu bahwa suatu proses itu dapat kita manipulasi dengan tahapan yang lebih baik dan efisien. Misalkan dalam belajar, hal yang paling menjadi masalah adalah lupa. Strategi agar tidak lupa tentu kita harus mengulang apa yang kita ingat secara terus menerus. Tetapi cara ini tidak efisien. Dengan mengetahui metode terbaik dari teknik belajar maka kita tahu kapan kita melakukan pengulangan itu sebaik mungkin. Yaitu dengan pengulangan yang bertahap. Dari satu menit setelah menghapal, kemudian mengulanginya setelah satu jam, kemudian satu hari, satu minggu, dan bertahap selanjutnya. Dengan melakukan ini. maka apa yang kita ingat dalam belajar akan lebih melekat dalam memori kita. Karena hal itu sesuai dengan cara kerja memori otak kita.

Begitulah pengalaman dua minggu saya memahami belajar bagaimana belajar. Semoga hal ini bisa diterapkan dalam kegiatan belajar kita. Untuk lebih meyakinkan, saya mengutip satu riwayat yang bunyinya sebagai berikut,

Berpikir satu jam lebih baik daripada melakukan ibadah satu tahun. (Riwayat Ibnu Hibban)

Nah, dengan berpikir sejenak bagaimana kita semestinya belajar, mudah-mudahan bisa memberikan hasil yang lebih baik dan sesuai dengan harapan kita.