Berada di masa sekarang dalam kehidupan ini adalah sebuah anugerah. Walaupun demikian, kita selalu ingin mengetahui masa depan kita. Contohnya kita masih suka melihat ramalan, seperti ramalan cuacakah, ramalan bintangkah, atau ramalan-ramalan lainnya. Semua orang memang selalu ingin melihat masa depan karena mereka punya keingintahuan terhadap hal yang mereka tidak tahu, yang membuat mereka penasaran. Dan itu alamiah memang.

Namun sayang, semua yang kita lihat adalah masa lalu. Benarkah itu? tentu sangat benar. Dengan penjelasan sederhana mari kita lihat penjelasan berikut. Kita tahu bahwa kita dapat melihat karena adanya cahaya. Mekanisme mengapa kita bisa melihat suatu objek karena adanya cahaya yang memantul dari objek itu. Pantulan cahaya yang berasal dari objek tersebut kemudian menempuh jarak tertentu dan masuk ke mata kita. Dan sampai di mata kita, pantulan cahaya tersebut diterima oleh retina mata kita untuk kemudian ditafsirkan oleh otak kita sebagai suatu objek. Begitulah proses singkat bagaimana kita menafsirkan objek di luar kita sebagai sebuah penglihatan.

Kalau kita perhatikan antara cahaya memantul pada objek dan cahaya masuk pada mata adalah dua kejadian yang posisinya berbeda. Tentu ada jarak diantara keduanya. Kita tahu cahaya butuh waktu untuk menempuh jarak itu sehingga ini menyebabkan adanya perbedaan waktu antara dua kejadian tersebut. Dan perbedaan waktu itulah yang dapat menggambarkan masa lalu dan masa sekarang. Kesimpulannya berarti kita selalu melihat masa lalu. Walaupun perbedaan waktu dari apa yang kita lihat saat pantulan cahaya dari objek dengan yang sampai di mata kita begitu singkat (karena kecepatan cahaya yang hampir 300 ribu km/jam), dan waktunya hampir sekian mikrodetik tapi itu tetap masa lalu. Ya, itu tetap masa lalu. Jadi sebenarnya apa yang kita lihat semuanya adalah masa lalu.

Mengelak untuk bisa melihat masa depan adalah percuma karena masa sekarang pun sebenarnya adalah masa lalu kita karena antara kejadian yang terjadi dengan apa yang kita lihat tidak terjadi bersamaan. Ada waktu sesudah dan waktu sebelum di antara keduanya.

Melihat masa lalu sejatinya memang penuh hikmah. Belajar dari kesalahan masa lalu kita adalah tujuan keberhasilan kita. Dengan masa lalu, kita bisa menginstropeksi diri kita untuk menjadi yang lebih baik. Mungkin ini hikmah dari Sang Pencipta, Dia yang menciptakan waktu, mengajarkan manusia untuk melihat masa lalu karena kenyataannya memang manusia selalu melihat masa lalu.